1
Bab
1 Distribusi DBMS Konsep dan Design
Bab
2 Distribusi DBMS Lanjutan
BAB 1 DBMS
Terdistribusi – Konsep dan
Rancangan
Pada
bab ini akan dipelajari tentang ;
1. Kebutuhan dari suatu basis data
terdistribusi
2. Perbedaan antara sistem basis data
terdistribusi , pemrosesan terdistribusi, dan sistem basis data paralel
3. Keuntungan dan kerugian yang dimiliki
oleh DDBMS
4. Masalah keragaman pada DDBMS
5. Konsep dasar dari jaringan
6. Fungsi- fungsi yang harus di lengkapi
oleh DDBMS
7. Arsitektur dari DDBMS
8. Masalah utama yang berhubungan dengan
perancangan basis data terdistribusi , penamaan fragmentasi , replikasi dan
alokasi data
9. Bagaimana melakukan suatu fragmentasi
10. Tingkatan transparansi pada DDBMS
11. Perbandingan kriteria untuk DDBMS
STRUKTUR PADA BAB
INI
Pada bagian 1.1 ini akan
dijelaskan mengenai konsep dasar dari DDBMS dan perbedaan yang dimiliki oleh
DDBMS, pemrosesan terdistribusi dan paralel DDBMS. Di bagian 1.2
akan dijelaskan secara singkat mengenai jaringan yang berhubungan dengan
topik yang akan di jelaskan pada subbab – subbab berikutnya. Di bagian 1.3
menerangkan tentang fungsional – fungsional yang ada pada DDBMS dan arsitektur
untuk DDBMS berdasarkan arsitektur ANSI-SPARC yang telah di berikan pada
bahasan mengenai pengenalan basis data. Pada
bagian 1.4 menerangkan tentang metodologi untuk merancang suatu DDBMS.
Di bagian 1.5 Transparansi yang ada pada
DDBMS di jelaskan pada bagian ini. Dan di bagian akhir pada bab ini mereview
singkat tentang 12 aturan pada Date’s untuk DDBMS.
PENDAHULUAN
Motivasi utama di belakang
pengembangan sistem basis data adalah suatu keinginan untuk menyatukan data
operasional dari suatu organisasi
dan pengaksesan data yang terkontrol. Integrasi data dan
kontrol data telah diimplementasikan pada
bentuk data tersentralisasi, namun hal ini bukan merupakan tujuan dari
pengembangan sistem basis data. Adanya perkembangan pada jaringan komputer menghasilkan suatu bentuk desentralsasi .
Pendekatan desentralisasi ini merupakan gambaran dari suatu organisasi yang
memiliki banyak cabang organisasi, dimana terbagi – bagi menjadi beberapa
divisi, departemen, proyek dan masih banyak lagi, dan dalam bentuk
infrastruktur dan akan terbagi – bagi kembali menjadi beberapa kantor cabang,
pabrik-pabrik dimana setiap unit tersebut mengoperasionalkan datanya secara
sendiri – sendiri. (Date,2000). Data
yang digunakan secara bersama- sama dan efisiensi dalam pengaksesan data harus
diiringi dengan perkembangan dari sistem basis data terdistribusi, yang
merupakan refleksi dari struktur organisasi, sehingga data dapat diakses dimana
saja dan melakukan penyimpanan data di lokasi yang memang data tersebut sering
digunakan.
Distribusi DBMS harusnya dapat
mengatasi sekumpulan permasalahan informasi (islands of information ). Basis data terkadang dianggap sebagai
kumpulan elektronik saja yang terbatas dan tidak dapat di akses, seperti daerah
yang terpencil. Dan DDBMS merupakan
jawaban dari masalah geografi, masalah arsitektur komputer , masalah protokol
komunikasi dan lain- lainnya.
KONSEP
Untuk membahas mengenai DBMS
terdistribusi , terlebih dahulu mengetahui apa yang di maksud dengan basis data
terdistribusi dan DBMS terdistribusi.
Basis
data terdistribusi ; Secara logik
keterhubungan dari kumpulan-kumpulan
data yang digunakan bersama-sama, dan didistribusikan melalui suatu
jaringan komputer.
DBMS
Terdistribusi ; Sebuah sistem
perangkat lunak yang mengatur basis
data
terdistribusi dan membuat pendistribusian data
secara
transparan.
DDBMS memiliki satu logikal basis data yang dibagi ke
dalam beberapa fragment. Dimana setiap fragment disimpan pada satu atau lebih
komputer dibawah kontrol dari DBMS yang terpisah , dengan mengkoneksi komputer
menggunakan jaringan komunikasi.
Masing- masing site memiliki kemampuan untuk mengakses
permintaan pengguna pada data lokal dan juga mampu untuk memproses data yang
disimpan pada komputer lain yang terhubung dengan jaringan.
Pengguna mengakses basis data terdistribusi dengan
menggunakan dua aplikasi yaitu aplikasi lokal dan aplikasi global, sehingga
DDBMS memiliki karakteristik yaitu :
·
Kumpulan
dari data logik yang digunakan bersama-sama
·
Data
di bagi menjadi beberapa fragment
·
Fragment
mungkin mempunyai copy ( replika )
·
Fragment
/ replika nya di alokasikan pada yang digunakan
·
Setiap
site berhubungan dengan jaringan komunikasi
·
Data
pada masing-masing site dibawah pengawasan DBMS
·
DBMS
pada masing-masing site dapat mengatasi aplikasi lokal, secara otonomi
·
Masing-masing
DBMS berpastisipasi paling tidak satu global aplikasi.
À
À À
À
Dari
definisi tersebut , sistem diharapkan membuat suatu distribusi yang transparan.
Basis data terdistribusi terbagi menjadi beberapa fragment yang disimpan di
beberapa komputer dan mungkin di replikasi, dan alokasi penyimpanan tidak
diketahui pengguna . Adanya Transparansi
di dalam basis data terdistribusi agar terlihat sistem ini seperti basis data
tersentralisasi. Hal Ini mengacu pada prinsip dasar dari DBMS (Date,1987b). Transparansi memberikan fungsional yang baik
untuk pengguna tetapi sayangnya mengakibatkan banyak permasalahan yang timbul
dan harus diatasi oleh DDBMS.
Pemrosesan
Distribusi : Basis data tersentralisasi yang
dapat diakses di
semua jaringan komputer
À
À À
À
Point
utama dari definisi basis data terdistribusi adalah sistem terdiri dari data
yang secara fisik di distribusikan pada beberapa site yang terhubung
dengan jaringan.
Jika
data nya tersentralisasi walaupun ada
pengguna lain yang mengakses data melewati jaringan , hal ini bukan disebut
dengan DDBMS melainkan pemrosesan secara
distribusi.
Paralel DBMSs
DDBMS
memiliki perbedaan dengan paralel DBMS.
Paralel DBMSs ;
Sistem manajemen basis data ini menggunakan beberapa prosesor dan disk yang dirancang untuk dijalankan secara paralel
, apabila di mungkinkan, selama hal tersebut digunakan untuk memperbaiki
kinerja dari DBMS
Sistem DBMS berbasis pada sistem prosesor tunggal dimana
sistem prosesor tunggal tidak memiliki kemampuan untuk berkembang, untuk
menghitung skala efektifitas dan biaya, keandalan dan kinerja dari sistem. Paralel DBMS di jalankan oleh berbagai multi prosesor . Paralel DBMS menghubungkan beberapa mesin
yang berukuran kecil untuk menghasilkan keluaran sebuah mesin yang berukuran
besar dengan skalabilitas yang lebih besar dan keandalan dari basis datanya.
Untuk menopang beberapa prosesor dengan akses yang sama pada
satu basis data, DBMS paralel harus menyediakan manajemen sumber daya yang
dapat diakses bersama. Sumber daya apa yang dapat digunakan bersama, dan
bagaimana sumber daya tersebut di implementasikan, mempunyai efek langsung pada
kinerja dan skalabilitas dari sistem , hal ini tergantung dari aplikasi atau
lingkungan yang digunakan.
Ada tiga arsitektur yang digunakan pada paralel DBMS yaitu :
a. Penggunaan memory bersama ( share memory )
b. Penggunaan disk bersama ( share disk )
c. Penggunaan secara sendiri-sendiri ( share nothing )
Arsitektur pada penggunaan secara sendiri – sendiri ( share nothing ) hampir sama dengan DBMS terdistribusi, namun pendistribusian data pada paralel DBMS
hanya berbasis pada kinerja nya saja.
Node pada DDBMS adalah merupakan pendistribusian secara geographic,
administrasi yang terpisah , dan jaringan komunikasi yang lambat,
sedangkan node pada paralel DBMS adalah hubungan dengan komputer yang sama
atau site yang sama.
Penggunaan Memori
Bersama ( Share Memory ) adalah sebuah arsitektur yang menghubungkan beberapa prosesor di dalam
sistem tunggal yang menggunakan memori secara bersama – sama ( gbr 1.3 ).
Dikenal dengan SMP (Symmetric Multiprocessing ), metode ini sering digunakan
dalam bentuk workstation personal yang mensupport beberapa mikroprosesor dalam
paralel dbms, RISC ( Reduced Instruction
Set Computer ) yang besar berbasis mesin sampai bentuk mainframe yang besar.
Arsitektur ini menghasilkan pengaksesan data yang sangat cepat yang dibatasi oleh beberapa prosesor , tetapi
tidak dapat digunakan untuk 64 prosesor
dimana jaringan komunikasi menjadi masalah ( terjadinya bottleneck).
Penggunaan Disk
Bersama ( Share Disk ) adalah sebuah arsitektur yang
mengoptimalkan jalannya suatu aplikasi yang tersentrallisasi dan membutuhkan
keberadaan data dan kinerja yang tinggi
( Gbr 1.4 ). Setiap prosesor dapat mengakses
langsung semua disk , tetapi prosesor tersebut memiliki memorinya sendiri –
sendiri. Seperti halnya penggunaan secara sendiri – sendiri arsitektur ini menghapus masalah pada
penggunaan memori bersama tanpa harus mengetahui sebuah basis data di partisi.
Arsitektur ini di kenal dengan cluster
Penggunaan Secara
sendiri – sendiri ( Share nothing )
; sering di kenal dengan Massively parallel processing ( MPP )
yaitu arsitektur dari beberapa prosesor di mana setiap prosesor adalah bagian
dari sistem yang lengkap , yang memiliki memori dan disk ( Gbr 1.5 ). Basis data ini di partisi untuk semua disk
pada masing – masing sistem yang berhubungan dengan basis data dan data
di berikan secara transparan untuk semua pengguna yang menggunakan sistem
. Arsitektur ini lebih dapat di hitung skalabilitasnya dibandingkan dengan
share memory dan dapat dengan mudah mensupport prosesor yang berukuran besar.
Kinerja dapat optimal jika data di simpan di lokal dbms.
Paralel teknologi ini biasanya digunakan untuk basis data
yang berukuran sangat besar ( terabites ) atau sistem yang memproses ribuan
transaksi perdetik. Paralel DBMS dapat menggunakan arsitektur yang diinginkan
untuk memperbaiki kinerja yang kompleks untuk mengeksekusi kueri dengan
menggunakan paralel scan, join dan teknik sort yang memperbolehkan node dari
banyak prosesor untuk menggunakan
bersama pemrosesan kerja yang di gunakan.
Keuntungan dan Kerugian dari DDBMS
Data dan aplikasi terdistribusi mempunyai kelebihan di bandingkan
dengan sistem sentralisasi basis data. Sayangnya , DDBMS ini juga memiliki kelemahan.
KEUNTUNGAN
Merefleksikan pada bentuk dari struktur organisasinya
Ada
suatu organisasi yang memiliki sub organisasi di lokasi yang tersebar di beberapa tempat,.sehingga
basis data yang digunakan pun tersebar sesuai lokasi dari sub organisasi
berada.
Penggunaan bersama dan lokal otonomi
Distribusi
secara geografis dari sebuah organisasi dapat terlihat dari data
terdistribusinya, pengguna pada masing-masing site dapat mengakses data yang
disimpan pada site yang lain. Data dapat dialokasikan dekat dengan pengguna yang biasa
menggunakannya pada sebuah site, sehingga pengguna mempunyai kontrol terhadap data dan mereka dapat secara
konsekuen memperbaharui dan memiliki
kebijakkan untuk data tersebut. DBA global mempunyai tanggung jawab untuk semua
sistem. Umumnya sebagian dari tanggung jawab tersebut di serahkan kepada
tingkat lokal, sehingga DBA lokal dapat mengatur lokal DBMS secara otonomi.
Keberadaan data yang ditingkatkan
Pada
DBMS yang tersentralisasi kegagalan pada suatu site akan mematikan seluruh
operasional DBMS. Namun pada DDBMS kegagalan pada salah satu site, atau
kegagalan pada hubungan komunikasi dapat membuat beberapa site tidak dapat di
akses, tetapi tidak membuat operasional
DBMS tidak dapat dijalankan.
Keandalan yang ditingkatkan
Sebuah
basis data dapat di replikasi ke dalam beberapa fragmen sehingga keberadaanya
dapat di simpan di beberapa lokasi juga. Jika terjadi kegagalan dalam
pengaksesan data pada suatu site di karenakan jaringan komunikasi terputus maka
site yang ingin mengakses data tersebut dapat mengakses pada site yang tidak
mengalami kerusakan.
Kinerja yang ditingkatkan
Sebuah
data ditempatkan pada suatu site dimana data tersebut banyak di akses oleh
pengguna, dan hal ini mempunyai dampak yang baik untuk paralel DBMS yaitu
memiliki kecepatan dalam pengkasesan data yang lebih baik dibandingkan dengan
basis data tersentralisasi Selanjutnya, sejak masing-masing site hanya
menangani sebagian dari seluruh basis data , mengakibakan perbedaan pada
pelayanan CPU dan I/O seperti yang di karakteristikan pada DBMS
tersentralisasi.
Ekonomi
Grosch's
Law menyatakan daya listrik dari sebuah komputer di
hitung menurut biaya
yang dihabiskan dari penggunaan peralatannya, tiga kali
biaya peralatan, 9 kali nya dari daya listrik . Sehingga lebih murah jika
membuat sebuah sistem yang terdiri dari beberapa mini komputer yang mempunyai
daya yang sama jika dibandingkan dengan memiliki satu buah super komputer. Oleh
karena itu lebih efektif untuk menambah beberapa workstation untuk sebuah
jaringan dibandingkan dengan memperbaharui sistem mainframe. Potensi yang juga
menekan biaya yaitu menginstall aplikasi dan menyimpan basis data yang
diperlukan secara geografi sehingga mempermudah operasional pada setiap situs.
Perkembangan modular
Di
dalam lingkungan terdistribusi, lebih mudah untuk menangani ekspansi . Site
yang baru dapat di tambahkan ke suatu jaringan tanpa mempengaruhi operational
dari site - site yang ada. Penambahan
ukuran basis data dapat di tangani dengan menambahkan pemrosesan dan daya
tampung penyimpanan pada suatu jaringan. Pada DBMS yang tersentralisasi
perkembangan akan di ikuti dengan mengubah perangkat keras dan perangkat lunak.
KERUGIAN
Kompleksitas
Pada
distribusi DBMS yang digunakan adalah replikasinya, DBMS yang asli tidak
digunakan untuk operasional, hal ini untuk menjaga reliabilitas dari suatu
data. Karena yang digunakan replikasinya maka hal ini menimbulkan berbagai macam
masalah yang sangat kompleks dimana DBA harus dapat menyediakan pengaksesan dengan cepat ,
keandalan dan keberadaan dari basis data yang up to date . Jika aplikasi di
dalam DBMS yang digunakan tidak dapat
menangani hal - hal tersebut maka akan terjadi penurunan pada tingkat kinerja ,
keandalan dan kerberadaan dari DBMS tersebut, sehingga keuntungan dari DDBMS
tidak akan terjadi.
Biaya
Meningkatnya
kekompleksan pada suatu DDBMS berarti biaya untuk perawatan dari DDBMS akan lebih besar
dibandingkan dengan DBMS yang tersentralisasi, seperti biaya untuk membuat
jaringannya, biaya komunikasi yang berjalan , orang-orang yang ahli dalam
penggunaan, pengaturan dan pengawasan dari DDBMS.
Keamanan
Pada
DBMS yang tersentralisasi, pengaksesan data lebih terkontrol. Sedangkan pada
DDBMS bukan hanya replikasi data yang harus di kontrol tetapi jaringan juga
harus dapat di kontrol keamanannya.
Pengontrolan Integritas lebih sulit
Kesatuan
basis data yang mengacu pada keabsahan dan kekonsistenan dari data yang disimpan.
Kesatuan biasanya di ekspresikan pada batasan, dimana berisi aturan untuk basis
data yang tidak boleh diubah. Membuat batasan
untuk integrity, umumnya memerlukan pengaksesan ke sejumlah data yang
sangat besar untuk mendefinisikan
batasan tersebut, namun hal ini tidak termasuk di dalam operasional update itu
sendiri. Dalam DDBMS, komunikasi dan biaya pemrosesan yang dibutuhkan untuk
membuat suatu batasan integrity mungkin tidak diperbolehkan.
HOMOGEN DAN HETEROGEN DDBMS
Sebuah DDBMS dapat di klasifikasikan menjadi homogen dan
heterogen. Dalam sistem yang homogen, semua site menggunakan product DBMS yang
sama. Dalam sistem heterogen , product DBMS yang digunakan tidak sama, begitu
juga dengan model datanya sehingga sistem dapat terdiri dari beberapa model
data seperti relasional, jaringan, hirarki dan obyek oriented DBMS.
Sistem homogen lebih mudah di rancang dan di atur.
Pendekatan ini memberikan perkembangan yang baik, tidak mengalami kesulitan
dalam membuat sebuah site baru pada
DDBMS , dan meningkatkan kinerja dengan mengeksploitasikan kemampuan dalam
pemrosesan paralel di beberapa site yang berbeda.
Sistem heterogen, menghasilkan beberapa site yang
individual dimana mereka
mengimplementasikan basis data mereka dan penyatuan data nya di lakukan di
tahap berikutnya. Pada sistem ini penterjemahan di perlukan untuk
mengkomunikasikan diantara beberapa DBMS yang berbeda. Untuk menghasilkan
transparansi DBMS, pengguna harus dapat menggunakan bahasa pemrograman yang
digunakan oleh DBMS pada lokal site. Sistem akan mencari lokasi data dan
menampilkan sesuai dengan yang diinginkan.
Data yang dibutuhkan dari site lain kemungkinan :
·
Memiliki
hardware yang berbeda
·
Memiliki
product DBMS yang berbeda
·
Memiliki
hardware dan produk DBMS yang berbeda
Jika hardwarenya yang berbeda tetapi produk DBMS nya sama ,
maka yang akan di ubah adalah kode dan panjang katanya. Jika yang berbeda
produk DBMSnya maka akan lebih kompleks lagi karena yang akan di ubah adalah
proses pemetaan dari struktur data dalam satu model data yang sama dengan
struktur data pada model data yang lain. Sebagai contoh : relasional pada model
data relasional di petakan ke dalam beberapa rekord dan set di model data
jaringan . Juga diperlukan perubahan pada bahasa queri yang digunakan ( Contoh
pada SQL Perintah SELECT di petakan kedalam model jaringan menjadi FIND atau
GET ). Jika keduanya yang berbeda, maka dua tipe perubahan ini diperlukan
sehingga pemrosesan menjadi lebih kompleks.
Kompleksitas lainnya adalah memiliki skema konseptual yang
sama, dimana hal ini di bentuk dari penyatuan data dari skema individual pada konseptual lokal. Untuk mengatasi hal
tersebut di gunakan GATEWAY , dimana metode ini di gunakan untuk mengkonversi
bahasa pemrograman dan model data di setiap DBMS yang berbeda ke dalam bahasa
dan model data relasional . Tetapi
metode ini juga memiliki keterbatasan , yang pertama tidak mensupport manjemen
transaksi, bahkan untuk sistem yang sepasang. Dengan kata lain metode ini di
antara dua buah sistem hanya merupakan penterjemah query. Sebagai contoh ,
sebuah sistem tidak dapat mengkoordinasikan kontrol konkurensi dan transaksi
pemulihan data yang melibatkan pengupdatean pada basis data yang berhubungan.
Kedua, metode ini hanya dapat mengatasi masalah penterjemahan query yang di tampilkan dalam satu bahasa ke bahasa
lainnya yang sama.
GAMBARAN SEBUAH JARINGAN
Jaringan
( Networking ) adalah kumpulan dari
komputer - komputer yang terhubung
dengan suatu garis komunikasi yang digunakan untuk menukar informasi.
Jaringan
komputer mungkin di klasifikasikan dalam
beberapa jenis. Salah satu klasifikasinya adalah menurut jarak yang digunakan
untuk menghubungkan beberapa komputer : Jarak pendek ( Local Area Network )
atau jarak jauh ( Wide Area Network ) . Sebuah Local area network (LAN ) digunakan
untuk menghubungkan komputer pada suatu site yang sama. Wide area network
(WAN) digunakan untuk menghubungkan
komputer yang jarak nya lebih jauh. Jenis lain dari Wan yaitu Metropolitan area
network ( MAN ) yang biasanya meliputi sebuah kota atau pinggiran kota . Dengan
jarak geografi yang luas , hubungan komunikasi pada WAN relatif lebih lambat
dan kurang dapat diandalkan dibandingkan dengan LAN. Kecepatan pengiriman
data pada WAN biasanya berkisar 33.6 kilobit
per detik ( dial up dengan modem ) sampai 45 megabit per detik ( T3 tanpa
melalui saluran pribadi ). Kecepatan
pengiriman data pada LAN lebih tinggi yaitu 10 megabit per detik ( dengan
ethernet ) sampai 2500 megabit per detik
( ATM ) dan memiliki keandalan data yang baik . Yang jelas DDBMS yang
menggunakan LAN untuk komunikasi akan memberikan waktu respon yang lebih cepat
dibandingkan dengan WAN.
Jika di
perhatikan cara dari memilih path atau routine, dapat diklasifikasikan jaringan
nya dengan point to point atau dengan broadcast. Dalam jaringan point to point, jika sebuah
site ingin mengirimkan pesan ke semua site, pesan tersebut harus di pisah –
pisahkan ke dalam beberapa pesan. Di jaringan broadcast , semua site
mendapatkan semua pesan , tetapi masing –masing pesan memiliki awalan yang
menjadi identitas site tujuan sehingga site yang lainnya di abaikan. WAN
biasanya menggunakan jenis jaringan point to point dan LAN menggunakan jenis jaringan broadcast.
Ringkasan mengenai jenis karakteristik dari WAN dan LAN di berikan pada tabel
1.1
WAN
|
LAN
|
Jarak
dapat mencapai ribuan kilometer
|
Jarak
dapat mencapai hingga beberapa kilometer
|
Hubungan
komputer berjauhan
|
Hubungan
komputer yaitu bekerjasama dalam aplikasi terdistribusi
|
Jaringan
diatur oleh organisasi bebas (
menggunakan penghubungan satelit atau line telepon )
|
Jaringan
di atur oleh pemakai sendiri
(
menggunakan kabel sendiri )
|
Kecepatan
data sekitar 33.6 Kbit /detik (saluran
dengan menggunakan modem ) sampai 45 mbit / detik ( T3)
|
Kecepatan
data mencapai 2500 mbit / detik ( ATM )
|
Protokol
rumit
|
Protokol
sederhana
|
Routing
point to point
|
Routing
broadcast
|
Topologi
yang digunakan tidak tentu
|
Menggunakan
topologi BUS atau RING
|
Tingkat
kesalahan 1:105
|
Tingkat
kesalahan 1:109
|
Tabel 1.1
Ringkasan Karakteristik dari WAN dan LAN
Organisasi
internasional untuk standarisasi telah menetapkan sebuah protokol yang mengatur
cara agar sebuah sistem dapat berkomunikasi ( ISO,1981) . Pendekatan
yang dilakukan adalah dengan membagi jaringan dalam beberapa jenis lapisan.
Protokol tersebut di kenal dengan ISO
Open Systems Interconnection Model ( OSI Model ) , yang terdiri dari
tujuh pabrikan lapisan independen. Lapisan ini mentransmisi bit yang belum di
olah melewati jaringan , mengatur keterhubungan dan memastikan hubungannya
bebas dari kesalahan , pengaturan rute atau lintasannya dan kontrol
jaringannya, mengatur masalah antara sistem mesin yang berbeda .
PROTOKOL JARINGAN
Protokol jaringan adalah sekumpulan aturan – aturan yang
menentukan bagaimana pesan antar komputer dapat terkirim , diterjemahkan dan di
proses.
Pada bagian ini diuraikan beberapa gambaran protokol
jaringan utama.
TCP/IP (
Transmission Control Protocol / Internet Protocol )
Ini adalah protokol standard komunikasi
dalam internet, sekumpulan jaringan komputer di seluruh dunia. TCP memiliki
tanggung jawab untuk memeriksa pengiriman data yang benar dari client ke
server. IP menyediakan mekanisme routing, berdasarkan pada empat byte alamat
tujuan ( alamat IP ). Bagian depan dari alamat IP menunjukan bagian jaringan
dari alamat dan bagian belakang
menunjukan bagian host dari alamat . Batas pemisah jaringan dengan bagian host
dari alamat IP tidak ditentukan . TCP/IP adalah protokol terskema , yaitu semua
pesan tidak hanya berisikan alamat dari pos yang di tuju tetapi juga alamat
dari jaringan yang dituju . Hal ini mengijinkan pesan TCP/IP di kirim ke banyak
jaringan dalam suatu organisasi atau seluruh dunia.
SPX/IPX ( Sequenced Packet Exchange / Internetwork Package
Exchange )
Novell membuat SPX/IPX sebagai bagian
dari sistem operasi netware. Hampir sama dengan TCP, SPX menjamin bahwa pesan
yang masuk sampai dengan lengkap tetapi menggunakan protokol IPX Netware
sebagai mekanisme pengirimannya. Seperti IP , IPX menangani rute paket yang
melewati jaringan . Tidak seperti IP, IPX menggunakan 80 bit untuk alamat,
dengan 32 bit bagian alamat jaringan dan 48 bit bagian alamat host( hal ini lebih besar
dibandingkan dengan yang digunakan pada IP yaitu 32 bit ) IPX tidak menangani
paket fragmentasi . Bagaimanapun juga salah satu yang terbaik dari IPX adalah
pemberian alamat host yang otomatis. Pemakai dapat memindahkan lokasi jaringan
ke tempat yang lain dan melanjutkan pekerjaan dengan mudah dengan
menyambungkannya lagi ke jaringan . Ini sangat penting sekali untuk pemakai
yang sering berpindah – pindah. Sampai netware 5.0 , SPX/IPX adalah protokol
yang digunakan , tetapi untuk menggambarkan betapa pentingnya internet, Netware
5.0 mengangkat TCP/IP sebagai protokol yang digunakan .
NetBIOS (Network Basic Input Output System )
Protokol jaringan dikembangkan pada
tahun 1984 oleh IBM dan Sytek sebagai aplikasi standard komunikasi untuk PC.
Pada awalnya NetBIOS dan NetBEUI ( NetBIOS dengan pengembangan tampilan pemakai
) telah mempertimbangkan satu protokol . Kemudian NetBIOS banyak digunakan
sejak digunakan bersama protokol NetBEUI,TCP/IP, dan SPX/IPX. NetBEUI adalah
protokol jaringan yang kecil, cepat dan efisien yang disalurkan bersama produk jaringan microsoft .
Bagaimanapun , ini bukan rute skema, jadi konfigurasi khusus dengan menggunakan
Net BEUI untuk komunikasi bersama sebuah Lan dan TCP/IP melebihi LAN.
APPC ( Advanced
Program to Program Communciation )
Protokol komunikasi tingkat tinggi dari
IBM yangmenyediakan sebuah program untuk berinteraksi dengan jaringan lain. Ini
dapat mendukung client – server dan memperhitungkan pendistribusian dengan
menyediakan pemrograman tampilan biasa pada sebuah platform IBM. Ini di dukung
perintah untuk mengatur pembahasan, pengiriman, dan penerimaan data dan
manajemen transaksi menggunakan dua tahap pelaksanaannya. Perangkat lunak APPC
adalah salah satu bagian atau yangtersedia secara bebas, dalam semua sistem
operasi non IBM lainnya. Sejak APPC hanya di dkukung oleh sistem arsitektur
jaringan IBM dengan memanfaatkan protokol LU 6.2 untuk membahas pendirian APPC
dan LU 6.0 sering kali sama.
DECnet
Decnet
adalah protokol rute skema komunikasi digital, DECnet dapat mendukung ethernet
tipe LAN dan Baseband dan Broadband WAN meallui saluran pribadi atau publik.
Ini terkoneksi dalam PDp, VAX,PC,Mac dan Statiun Kerja.
AppleTalk
Ini adalah
rute skema protokol untuk apple yang diperkenalkan tahun 1985, dapat mendukung
metode akses percakapan milik apple sebaik ethernet dari token ring. Pengantur
jaringan Appletalk dan metode akses percakapan lokasl bersama di bangun
MacIntoshs dan Laserwrites
WAP ( Wireless
Application Protocol )
Standard digunakan pada telepon seluler, pager dan alamat
lain dengan akses keamanan ke email dan halaman web berbasis text.
Diperkenalkan pada tahun 1997dengan menggunakan phone.com ( Unwired Planet),
Ericson, Motorola dan Nokia, WAP yang menyediakan lingkungan yangbaik untuk
aplikasi tanpa kabel yang tersedia dalam rekan wireless dalam TCP /IP dan
kerangka kerja untuk persatuan telepon seperti pengontrol panggilan dan akes
lihat telepon.
FUNGSI dan ARSITEKTUR DDBMS
Pada bagian ini akan d bahas bagaimana efek dari
distribusi suatu basis data untuk fungsi dan pembuatan aristektur DDBMS.
FUNGSI
Dalam
bahasan ini, diharapkan pada DDBMS mempunyai paling tidak satu dari fungsional
suatu DBMS tersentralisasi. Fungsi – fungsi pada DDBMS yaitu :
1. Memberikan pelayanan komunikasi untuk
memberikan akses terhadap site- site yang terhubung baik yang site yang jarak
dekat maupun yang letak nya cukup jauh dan mengijinkan pencarian data ke site –
site yang terhubung.
2. Memiliki sistem katalog untuk menyimpan kumpulan detail data yang
telah didstribusikan.
3. Mendistribusikan proses pencarian,
termasuk optimasisasi dan pengaksesan dari jarak jauh.
4. Memberikan pengendalian keamanan untuk
akses ataupun otoritas yang telah
diberikan .
5. Memberikan kontrol konkurensi untuk
memelihara data yang telah di replikasi.
6. Memberikan pelayanan recoveri untuk
mengambil laporan yang rusak dari setiap site dan kegagalan dalam hubungan
komunikasi
Pada ANSI-SPARC ada tiga tingkatan arsitektur dalam DBMS
yang dimana arsitektur ini memberikan konstribusi yang banyak untuk arsitektur
DDBMS. Perbedaan yang dimiliki oleh DDBMS lebih kompleks / rumit jika
dibandingkan dengan arsitektur DBMS. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.6
yang berisi beberapa tingkatan pada arsitektur DDBMS :
*. Kumpulan
tingkatan eksternal global
*. Tingkatan
global konseptual
*. Tingkatan
fragmentasi dan tingkatan distribusi
*. Kumpulan tingkatan untuk masing – masing
DBMS lokal yang
disesuaikan
dengan arsitektur pada ANSI-SPARC
Garis dalam gambar tersebut menggambarkan pemetaan antara
tingkatan – tingkatan yang cocok dengan tingkat konseptual dalam arsitektur
ANSI-SPARC.
Skema
Fragmentasi dan Pendistribusian
Skema ini adalah gambaran tentang bagaimana
data secara logika di pisah – pisah. Alokasi dari tingkatan ini adalah gambaran
tentang ke mana data tersebut akan di si mpan
dan membuat laporan dari semua penggandaan.
Skema Lokal
Setiap
DBMS lokal memiliki skemanya masing -
masing . Konseptual lokal dan skema internal pembentukannya sama dengan
arsitektur DBMS. Skema pemetaan
memetakan fragment – fragment ke dalam alokasi skema kemudian menjadi obyek
eksternal pada basis data lokal. Hal ini
merupakan kemandirian dari suatu basis
data dan merupakan dasar untuk mendukung keanekaragaman suatu DBMS.
Arsitektur Federated DBMS
Sistem ini berbeda dengan DDBMS dalam
tingkat penyediaan otonomi lokalnya. Hal itu dapat di lihat dari penggambaran
arsitekturnya pada gambar 1.7 , dimana pada FDBMS berbentuk tightly coupled dimana pada arsitektur
ini terdapat skema global konseptual
(SGC) yang merupakan subset dari
lokal konseptual skema berisi data dari setiap lokal sistem yang dapat
digunakan bersama . GCS dari sistem tightly
coupled mempunyai kesatuan data dari
setiap skema konseptual dan eksternal nya. Sedangkan pada DDBMS, SGC adalah
gabungan dari semua skema konseptual pada setiap lokal sistem.
FDBMS diperdebatkan tidak memiliki skema
global konseptual (Liwtin,1988) yang
mana sistem ini lebih condong kepada loosely
coupled dimana skema eksternal
terdiri dari satu atau lebih skema konseptual.
KOMPONEN ARSITEKTUR DDBMS
Pada arsitektur DDBMS terdapat empat komponen
utama yaitu :
1. Komponen DBMS lokal
2. Komponen Komunikasi Data (DC)
3. Katalog Sistem Global (GCS)
4. Komponen DDBMS Terdistribusi
Keempat komponen
ini dapat di lihat dari gambar 1.8
Komponen Lokal DBMS
Komponen LDBMS ini adalah komponen
standard dari DBMS, yang memiliki tanggung jawab untuk mengontrol data lokal
pada masing – masing lokasi yang telah memiliki basisdata. Hal ini berarti
setiap lokasi memiliki SGC masing – masing yang berisi semua informasi tentang
data . Pada sistem homogen komponen LDBMS memiliki produk sistem yang sama yang
di replikasi di setiap lokasi. Dan pada sistem heterogen akan ada dua lokasi
dengan produk DBMS yang berbeda atau bentuk DBMSnya.
Komponen Komunikasi Data
Komponen ini adalah perangkat lunak dan
perangkat keras yang memungkinkan semua lokasi dapat berkomunikasi dengan baik
satu sama lain. Komponen komunikasi data berisikan informasi tentang site dan
jaringannya.
Katalog Sistem Global ( GCS )
GCS memiliki kesamaan fungsi dengan
sistem katalog pada tersentralisasi. GCS menangani informasi yang spesifik
mengenai pendistribusian dari suatu sistem, seperti fragmentasi, penggandaan
dan alokasi nya. Komponen ini dapat
mengatur dirinya sendiri seperti mendistribusikan basisdata dan fragmentasi ,
replikasi keseluruhan atau sentralisasi. Pada GCS yang melakukan replikasi
secara keseluruhan menjamin otonomi dari setiap site , seperti melakukan
modifikasi harus di beritahukan kepada seluruh site yang terhubung. GCS yang
tersentalisasi juga menjanjikan otonomi
untuk sitenya dan sangat sensitif terhadap suatu kesalahan pada suatu sitenya.
Pendekatan ini digunakan pada sistem
terdistribusi R* (Williams at
al,1982). Dalam sistem ini terdapat katalog lokal di setiap site yang terdiri
dari meta data yang berhubungan data yang disimpan. Untuk Keterhubungannya disimpan di beberapa
site, hal ini merupakan tanggung jawab pada setiap lokal katalog untuk mencatat
definisi dari setiap fragmen dan setiap replikas dari setiap fragmen dan
mencatat dimana fragment atau replika tersebut di alokasikan. Kapanpun fragmen
atau replika di gunakan pada lokasi yang berbeda, lokal katalog harus selalu
mengupdate perubahan tersebut, sehingga fragmen atau replika dapat diandalkan keberadaannya.
Komponen DBSM Terdistribusi
Komponen DDBMS adalah pengendalian unit
di semua sistem.
Perancangan Relasional Basis Data Terdistribusi
Faktor - faktor yang dianjurkan untuk
digunakan pada basis data terdistribusi yaitu :
1.
Fragmentasi
: Sebuah relasi yang terbagi menjadi beberapa sub-sub relasi yang disebut dengan fragment, sehingga
disebut juga distribusi. Ada dua buah fragmentasi yaitu horisontal dan
vertikal. Horisontal fragmentasi yaitu subset dari tupel sedangkan vertikal
fragmentasi subset dari atribut.
2.
Alokasi,
setiap fragmen disimpan pada situs dengan distribusi yang optimal.
3. Replikasi, DDBMS dapat membuat suatu
copy dari fragmen pada beberapa situs yang berbeda.
Definisi dan alokasi dari fragmen harus
berdasarkan pada bagaimana basis data tersebut digunakan.
Perancangan harus berdasarkan
kuantitatif dan kualitatif informasi. Kuantitatif informasi digunakan pada
alokasi data sedangkan kualitatif informasi digunakan untuk fragmentasi.
Kuantitatif
informasi termasuk :
·
Seberapa
sering aplikasi di jalankan
·
Situs
mana yang aplikasinya dijalankan
·
Kriteria
kinerja untuk transaksi dan aplikasi
Kualitatif informasi termasuk transaksi
yang dieksekusi pada aplikasi, termasuk pengaksesan relasi, atribut dan tuple ,
tipe pengaksesan( R atau W ) dan predikat dari operasional.
Definisi dan alokasi dari fragment menggunakan
strategi untuk mencapai obyektifitas yang diinginkan :
1. Referensi Lokal
Jika memungkinkan data harus disimpan
dekat dengan yang menggunakan. Bila
suatu fragmen digunakan di beberapa lokasi , akan menguntungkan jika fragmen
data tersebut disimpan di beberapa lokasi juga.
2. Reliabilitas dan Availabilitas yang
ditingkatkan
Keandalan dan ketersediaan data
ditingkatkan dengan replikasi. Ada salinan lain yang disimpan di lokasi yang lain.
3. Kinerja yang di terima
Alokasi yang tidak baik dapat
mengakibatkan bottleneck terjadi, sehingga akan mengakibatkan banyaknya
permintaan dari beberapa lokasi yang tidak dapat dilayani dan data yang diminta
menjadi tidak up to date menyebabkan kinerja turun.
4. Seimbang antara kapasitas penyimpanan
dan biaya
Pertimbangan harus diberikan pada
ketersediaan infrastruktur dan biaya untuk penyimpanan di setiap lokasi,
sehingga untuk efisiensi dapat digunakan tempat penyimpanan yang tidak mahal.
5. Biaya komunikasi yang minimal
Pertimbangan harus diberikan untuk biaya akses
jarak jauh. Biaya akan minimal ketika
kebutuhan lokal maksimal atau ketika setiap site menduplikasi data nya sendiri.
Bagaimanapun ketika data yang di replikasi telah di update. Maka data yang ter-update
tersebut harus di duplikasi ke seluruh site, hal ini yang menyebabkan naiknya
biaya komunikasi.
Alokasi Data
Ada empat strategis
menurut penempatan data : sentralisasi, pembagian partisi, replikasi yang
lengkap dan replikasi yang dipilih.
1.
Sentralisasi
Strategi ini berisi satu
basis data dan DBMS yang disimpan pada satu situs dengan pengguna yang
didistribusikan pada jaringan (pemrosesan distribusi). Referensi lokal paling
rendah di semua situs, kecuali situs pusat, harus menggunakan jaringan untuk
pengaksesan semua data. Hal ini berarti juga biaya komunikasi tinggi.
Keandalan dan keberadaan
rendah, kesalahan pada situs pusat akan mempengaruhi semua sistem basis data.
2.
Partisi
( Fragmentasi )
Strategi ini mempartisi
basis data yang dipisahkan ke dalam fragmen-fragmen, dimana setiap fragmen di
alokasikan pada satu site. Jika data yang dilokasikan pada suatu site, dimana
data tersebut sering digunakan maka referensi lokal akan meningkat. Namun tidak
akan ada replikasi , dan biaya penyimpanan nya rendah, sehingga keandalan dan
keberadaannya juga rendah, walaupun pemrosesan distribusi lebih baik dari pada
sentralisasi. Ada satu kelebihan pada sentralisasi yaitu dalam hal kehilangan
data, yang hilang hanya ada pada site yang bersangkutan dan aslinya masih ada
pada basis data pusat. Kinerja harus bagus dan biaya komunikasi rendah jika
distribusi di rancang dengan sedemikian rupa..
3.
Replikasi
yang lengkap
Strategi ini berisi pemeliharaan
salinan yang lengkap dari suatu basis
data di setiap site. Dimana referensi lokal, keberadaan dan keandalan dan
kinerja adalah maksimal. Bagaimanapun biaya penyimpanan dan biaya komunikasi
untuk mengupdate besar sekali biayanya. Untuk mengatasi masalah ini, biasanya
digunakan snapshot . Snapshot digunakan untuk menyalin data pada waktu yang
telah ditentukan. Data yang disalin adalah hasil update per periode , misalkan
per minggu atau perjam, sehingga data salinan
tersebut tidak selalu up to date. Snapshot juga digunakan untuk
mengimplementasikan table view di dalam data terdistribusi untuk memperbaiki
waktu yang digunakan untuk kinerja operasional dari suatu basis data.
4.
Replikasi
yang selektif
Strategi yang merupakan
kombinasi antara partisi,replikasi dan sentralisasi. Beberapa item data di
partisi untuk mendapatkan referensi lokal yang tinggi dan lainnya, yang
digunakan di banyak lokasi dan tidak selalu di update adalah replikasi ;selain
dari itu di lakukan sentralisasi. Obyektifitas dari strategi ini untuk
mendapatkan semua keuntungan yang dimiliki oleh semua strategi dan bukan
kelemahannya. Strategi ini biasa
digunakan karena fleksibelitasnya.
FRAGMENTASI
Kenapa harus dilakukan fragmentasi ?
Ada empat alasan untuk fragmentasi :
- Kebiasaan
; umumnya aplikasi bekerja dengan tabel views dibandingkan dengan semua hubungan
data. Oleh karenanya untuk distribusi data , yang cocok digunakan adalah
bekerja dengan subset dari sebuah relasi sebagai unit dari distribusi.
- Efisien
; data disimpan dekat dengan yang menggunakan. Dengan tambahan data yang
tidak sering digunakan tidak usah disimpan.
- Paralel
; dengan fragmen-fragmen tersebut sebagai unit dari suatu distribusi ,
sebuah transaksi dapat di bagi kedalam beberapa sub queri yang
dioperasikan pada fragmen tersebut. Hal ini meningkatkan konkurensi atau
paralelisme dalam sistem, sehingga memeperbolehkan transaksi mengeksekusi
secara aman dan paralel.
- Keamanan
; data yang tidak dibutuhkan oleh aplikasi tidak disimpan dan konsukuen
tidak boleh di ambil oleh pengguna yang tidak mempunyai otoritas.
Fragmentasi mempunyai dua kelemahan,
seperti yang disebutkan sebelumnya :
- Kinerja;
cara kerja dari aplikasi yang membutuhkan data dari beberapa lokasi
fragmen di beberapa situs akan berjalan dengan lambat.
- Integritas;
pengawasan inteegritas akan lebih sulit jika data dan fungsional
ketergantungan di fragmentasi dan dilokasi pada beberapa situs yang
berbeda.
Pembetulan
dari fragmentasi
Fragmentasi tidak bisa di buat secara
serampangan, ada tiga buah aturan yang harus dilakukan untuk pembuatan
fragmentasi yaitu :
1. Kelengkapan
; jika relasi contoh R di dekomposisi ke dalam fragment R1 , R2
,R3 , … Rn , masing-masing data yang dapat ditemukan pada
relasi R harus muncul paling tidak di salah satu fragmen. Aturan ini di
perlukan untuk meyakinkan bahwa tidak ada data yang hilang selama fragmentasi
2. Rekonstruksi;
Jika memungkinkan untuk mendefinisikan operasional relasi yang akan dibentuk
kembali relasi R dari fragmen-fragmen.
Aturan ini untuk meyakinkan bahwa
fungsional ketergantungan di perbolehkan .
- Penguraian;
Jika item data di muncul
pada fragment Ri , maka tidak boleh muncul di fragmen yang
lain. Vertikal fragmentasi diperbolehkan untuk aturan yang satu ini,
dimana kunci utama dari atribut harus diulanmg untuk melakukan
rekonstruksi. Aturan ini untuk meminimalkan redudansi.
Tipe
dari Fragmentasi
Ada dua tipe utama yang dimiliki oleh
fragmentasi yaitu horisontal dan
vertikal , tetapi ada juga dua tipe fragmentasi lainnya yaitu : mixed dan
derived fragmentasi .
1. Horisontal
fragmentasi ;
Fragmentasi ini
merupakan relasi yang terdiri dari subset sebuah tuple . Sebuah horisontal
fragmentasi di hasilkan dari menspesifikasikan predikat yang muncul dari sebuah
batasan pada sebuah tuple didalam sebuah relasi. Hal ini di definisikan dengan
menggunakan operasi SELECT dari aljabar relasional . Operasi SELECT
mengumpulkan tuple yang memiliki kesamaan kepunyaan; sebagai contoh, tuple yang
semua nya menggunakan aplikasi yang sama atau pada situs yang sama. Berikan
relasi R sebuah horisontal fragmentasi yang didefinisikan :
sP
( R )
dimana P adalah sebuah
predikat yang berdasarkan atas satu atau lebih atribut didalam suatu relasi.
Contoh : Diasumsikan hanya mempunyai
dua tipe properti yaitu tipe flat dan rumah, horisontal fragmentasi dari
properti untuk di sewa dari tipe properti dapat di peroleh sebagai berikut :
P1
: stipe
= 'Rumah'( properti sewa)
P2;
stipe
= 'Flat'(properti sewa)
Hasil dari operasi tersebut akan
memiliki dua fragmentasi , yang satu terdiri dari tipe yang mempunyai nilai
'Rumah' dan yang satunya yang mempunyai nilai "Flat'.
Fragment P1
Pno
|
Street
|
Area
|
City
|
Pcode
|
Type
|
Rooms
|
Rent
|
Cno
|
Sno
|
Bno
|
PA14
|
16 Holl
|
Dee
|
Aber
|
AB75S
|
Rumah
|
6
|
650
|
CO46
|
SA9
|
B7
|
PG21
|
18 Dell
|
Hynd
|
Glas
|
G12
|
Rumah
|
4
|
500
|
CO87
|
SG37
|
B3
|
Fragment P2
Pno
|
Street
|
Area
|
City
|
Pcode
|
Type
|
Rooms
|
Rent
|
Cno
|
Sno
|
Bno
|
PL94
|
6 Arg
|
Dee
|
Aber
|
AB74S
|
Flat
|
4
|
450
|
CO67
|
SL41
|
B5
|
PG4
|
8 Law
|
Hynd
|
Glas
|
G50
|
Flat
|
4
|
400
|
CO70
|
SG14
|
B3
|
PG16
|
2 Man
|
Part
|
Glas
|
G67
|
Flat
|
3
|
300
|
CO90
|
SG14
|
B3
|
|
Fragmentasi seperti ini mempunyai
keuntungan jika terjadi transaksi pada beberapa aplikasi yang berbeda dengan
Flat ataupun Rumah.
Fragmentasi skema memuaskan aturan
pembetulan (Correctness rules) :
1.
Kelengkapan
; setiap tuple pada relasi muncul pada fragment
P1 atau P2
2. Rekonstruksi ;
relasi Properti sewa dapat di rekonstruksi dari fragmentasi menggunakan operasi
Union , yakni :
P1 U P2 = Properti sewa
3. Penguraian ;
fragmen di uraikan maka tidak ada tipe properti yang mempunyai tipe flat
ataupun rumah.
Terkadang pemilihan dari strategi
horisontal fragmentasi terlihat jelas. Bagaimanapun pada kasus yang lain,
diperlukan penganalisaan secara detail pada aplikasi. Analisa tersebut termasuk
dalam menguji predikat atau mencari kondisi yang digunakan oleh transaksi atau
queri pada aplikasi. Predikat dapat berbentuk sederhana (atribut tunggal)
ataupun kompleks (banyak atribut). Predikat setiap atribut mungkin mempunyai
nilai tunggal ataupun nilai yang banyak. Untuk kasus selanjutnya nilai mungkin
diskrit atau mempunyai range.
Fragmentasi mencari group predikat minimal yang dapat digunakan
sebagai basis dari fragmentasi skema. Set dari predikat disebut lengkap jika
dan hanya jika ada dua tuple pada fragmen yang sama bereferensi pada
kemungkinan yang sama oleh beberapa aplikasi . Sebuah predikat dinyatakan
relevan jika ada paling tidak satu aplikasi yang dapat mengakses hasil dari
fragment yang berbeda.
2. Vertikal
Fragmentasi
Adalah relasi yang terdiri dari subset
pada atribut
Fragmentasi vertikal ini mengumpulkan
atribut yang digunakan oleh beberapa aplikasi. Di definisikan menggunakan
operasi PROJECT pada aljabar relasional. Relasi R sebuah vertikal fragmentasi
di definisikan :
P a1,a2,…an (R)
dimana a1,a2,…an
merupakan atribut dari relasi R
contoh :Aplikasi Payroll untuk PT.
Dream Home membutuhkan nomor pokok daari Staff
( Sno) dan Posisi, Sex, DOB,Gaji dan NIN atribut setiap anggota dari
staff tersebut; departemen kepegawaian membutuhkan ; Sno,Fname,Lname,
Alamat,Tel_no dan Bno atribut, Vertikal fragmentasi dari
staff untuk contoh ini diperlukan
sebagai berikut :
S1 = P Sno,posisi,sex,dob,gaji,nin(Staff)
S2 = P Sno,Fname,Lname,Alamat,Tel_no,Bno(Staff)
Akan menghasilkan dua buah fragmen ,
kedua buah fragmen tersebut berisi kunci utama ( Sno ) untuk memberi kesempatan
yang aslinya untuk di rekonstruksi. Keuntungan dari vertikal fragmentasi ini
yaitu fragmen-fragmen tersebut dapat disimpan pada situs yang memerlukannya.
Sebagai tambahan kinerja yang di tingkatkan, seperti fragmen yang diperkecil di
bandingkan dengan yang aslinya.
Fragmentasi ini sesuai dengan skema
kepuasan pada aturan pembetulan (Correcness Rules):
1.
Kelengkapan
; setiap atribut di dalam relasi staff muncul pada setiap fragmen S1
dan S2
2.
Rekonstruksi
; relasi staff dapat di rekonstruksi dari fragmen menggunakan operasi natural
join , yakni :
S1 S2 = Staff
3.
Penguraian
; fragment akan diuraikan kecuali kunci utama, karena diperlukan untuk
rekonstruksi .
Fragment S1
Sno
|
Posisi
|
Sex
|
DOB
|
Salary
|
NIN
|
SL21
|
Manager
|
M
|
1-oct-60
|
300000
|
WK44201B
|
SG37
|
Snr Ass
|
F
|
10-nov-65
|
150000
|
WL43251C
|
SG14
|
Deputy
|
M
|
24-mar-70
|
100000
|
WL22065B
|
SA9
|
Assistant
|
F
|
20-jan-70
|
90000
|
WM53218D
|
Fragment S2
Sno
|
Fname
|
Lname
|
Alamat
|
Tel_no
|
Bno
|
SL21
|
John
|
White
|
19 Taylor London
|
0171-884-5112
|
B5
|
SG37
|
Ann
|
Beech
|
81 George Glasgow
|
0141-848-3345
|
B3
|
SG14
|
David
|
Ford
|
63 Ashby Glasgow
|
0141-339-2177
|
B3
|
SA9
|
Marie
|
Howe
|
2 Elm Abeerdeen
|
|
B7
|
|
3. Campuran
Fragmentasi
Fragmentasi ini terdiri dari horisontal fragmentasi
setelah itu vertikal fragmentasi, atau vertikal fragmentasi lalu horisontal
fragmentasi.
Fragmentasi
campuran ini di definisikan menggunakan operasi SELECT dan PROJECT pada aljabar
relasional.
Relasi R adalah fragmentasi campuran
yang didefinisikan sbb :
sP
(P a1,a2,…an
(R)) atau P a1,a2,…an
(sP (R))
dimana p adalah predikat berdasarkan
satu atau lebih atribut R dan a1,a2,…an adalah
atribut dari R
contoh :
Vertikal fragmentasi staff dari
aplikasi payroll dan departemen kepegawaian kedalam :
S1 = P Sno,posisi,sex,dob,gaji,nin(Staff)
S2 = P Sno,Fname,Lname,Alamat,Tel_no,Bno(Staff)
Lalu lakukan horisontal fragmentasi pada
fragmen S2 menurut nomor
cabang:
S21 = s Bno = B3(S2)
S22 = s Bno = B5(S2)
S23 = s Bno = B7(S2)
Fragment S1
Sno
|
Posisi
|
Sex
|
DOB
|
Salary
|
NIN
|
SL21
|
Manager
|
M
|
1-oct-60
|
300000
|
WK44201B
|
SG37
|
Snr Ass
|
F
|
10-nov-65
|
150000
|
WL43251C
|
SG14
|
Deputy
|
M
|
24-mar-70
|
100000
|
WL22065B
|
SA9
|
Assistant
|
F
|
20-jan-70
|
90000
|
WM53218D
|
Fragment S21
Sno
|
Fname
|
Lname
|
Alamat
|
Tel_no
|
Bno
|
SG37
|
Ann
|
Beech
|
81 George Glasgow
|
0141-848-3345
|
B3
|
SG14
|
David
|
Ford
|
63 Ashby Glasgow
|
0141-339-2177
|
B3
|
Fragment S22
Sno
|
Fname
|
Lname
|
Alamat
|
Tel_no
|
Bno
|
SL21
|
John
|
White
|
19 Taylor London
|
0171-884-5112
|
B5
|
Fragment S23
Sno
|
Fname
|
Lname
|
Alamat
|
Tel_no
|
Bno
|
SA9
|
Marie
|
Howe
|
2 Elm Abeerdeen
|
|
B7
|
|
Dari fragmentasi tersebut akan
menghasilkan tiga buah fragmen yang baru berdasarkan nomor cabang. Fragmentasi
tersebut sesuai dengan aturan pembetulan.(Correction rules)
- Kelengkapan
; Setiap atribut pada relasi staff muncul pada fragmentasi S1
dan S2 dimana setiap tupel akan mencul pada fragmen S1 dan
juga fragmen S21 ,S22 dan S23 .
- Rekonstruksi ; relasi staff dapat
di rekonstruksi dari fragmen menggunakan operasi Union dan Natural Join ,
yakni: S1 (S21 U
S22 U S23 ) = Staff
- Penguraian
; penguraian fragmen ; tidak akan ada Sno yang akan muncul di lebih dari
satu cabang dan S1 dan S2
adalah hasil penguraian kecuali untuk keperluan duplikasi kunci utama.
4.
Derived Horisontal Fragmentation
Beberapa aplikasi melibatkan sua atau
lebih relasi gabungan. Jika relasi disimpan ditempat yang berbeda, mungkin akan
memiliki perbedaan yang siginifikan di dalam proses penggabungan tersebut. Di
dalam fragmentasi ini akan lebih pasti keberadaan relasi atau fragmen dari
relasi di tempat yang sama.
Derived
fragmen :
horisontal fragmen yang berdasarkan fragmen dari relasi yang utama
Istilah anak akan muncul kepada relasi
yang mengandung foreign key dan parent pada relasi yang mengandung primari key.
Derived fragmentasi di jabarkan dengan menggunakan operasi semijoin dari
aljabar relasional.
Misalkan relasi anak adalah R dari
relasi parent adalah S, maka fragmentasi derived digambarkan sebagai berikut :
RI =
R Sf L £ I ³ w
Dimana w adalah nomor dari fragmen
horisontal yang telah digambarkan pada S dan f adalah atribut join
Contoh :
Suatu perusahan mempunyai aplikasi yang
menggabungkan relasi staff dan PropertyForRent secara bersamaan. Untuk contoh
ini di asumsikan staff telah terfragmentasi secara horisontal berdasarkan nomor
cabang. Jadi data yang berhubungan dengan cabang disimpan di tempat :
S3 = s Bno = B3(Stsff)
S4 = s Bno = B5(Staff)
S5 = s Bno = B7(Staff)
Diasumsikan bahwa properti PG4 diatur
oleh SG14. Ini seharusnya berguna untukmenyimpan data propetri yang menggunakan
strategi fragmentasi sama. Ini di peroleh dengan menggunakan derived
fragmentasi untuk menfragmentasi secara horisontal relasi PropertiForRent
berdasarkan nomor cabang :
PI =
PropertiForRent staffno
Sf 3 £ I ³ 5
Menghasilkan 3 fragmen ( P3,P4
dan P5) . satu terdiri dari proreprti yang diatur oleh staff dengan
nomor cabang B3 (P3), yang satunya terdiri dari properti yang diatur oleh staf
dengan nomor cabang B5 ( P5) dan yangterakhir terdiri dari properti yang diatur
oleh staff dengna nomro cabang B7 (P7) . Akan mudah dilihat skema fragmentasi
ini sesuai dengan peraturan fragmentasi.
Fragment P3
Pno
|
Street
|
City
|
Pcode
|
Type
|
Rooms
|
Rent
|
Cno
|
Sno
|
PG4
|
6Law
|
Glas
|
G11
|
Flat
|
3
|
350
|
CO40
|
SG149
|
PG36
|
2 Mann
|
Glas
|
G32
|
Flat
|
3
|
375
|
C093
|
SG37
|
PG21
|
18 Dell
|
Glas
|
G12
|
House
|
4
|
500
|
CO87
|
SG37
|
PG16
|
5 Nov
|
Glas
|
G12X
|
Flat
|
4
|
450
|
C093
|
SG14
|
Fragment P4
Pno
|
Street
|
City
|
Pcode
|
Type
|
Rooms
|
Rent
|
Cno
|
Sno
|
PL94
|
6 Arg
|
Lon
|
NW1
|
Flat
|
4
|
400
|
CO87
|
SL41
|
Fragment P5
Pno
|
Street
|
City
|
Pcode
|
Type
|
Rooms
|
Rent
|
Cno
|
Sno
|
PA14
|
16Holl
|
Aber
|
AB74S
|
House
|
6
|
650
|
CO46
|
SA9
|
|
5.
Tidak Terdapat Fragmentasi
Strategi final adalah tidak memfragmentasikan
relasi. Sebagai contoh, relasi cabang hanya mengandung sejumlah update secara
berkala . Daripada mencoba untuk menfragmentasikan relasi secara horisontal,
misalnya nomor cabang akal lebih masuk akal lagi untuk membiarkan relasi
keseluruhan dan mereplikasi relasi cabang pada setiap sisinya.
TRANSPARANSI
PADA DDBMS
Definisi dari DDBMS yang telah dijelaskan
pada subbab 1.1 menyatakan bahwa sistem seharusnya melakukan distribusi yang
transparan kepada pengguna. Detail dari implementasi pengguna tidak perlu
mengetahuinya. DDBMS menampilkan banyak level transparan. Semua transparansi
berpartisipasi di semua obyek, agar dapat membuat basis data terdistribusi ini
dapat sejalan dengan basis data tersentralisasi . Ada 4 macam tipe utama dari
transparansi dalam DDBMS yaitu
- Transparansi
Distribusi
- Transparansi
Transaksi
- Transparansi
Kinerja
- Transparansi
DBMS
1. Transparansi Distribusi
Distribusi transparansi memperbolehkan
pengguna untuk mengetahui bahwa basis data sebagi sebuah single logikal entitas.
Jika suatu DDBMS memperlihatkan transparansi terdistribusinya, pengguna tidak
perlu tahu mengenai fragmentasi dari datanya ataupun locasi dimana data
tersebut di simpan.
Ada suatu transparansi yang
memperbolehkan pengguna untuk mengetahui apakah data telah terfragmen dan di
simpan suatu di lokasi, nama dari transparansi ini yaitu : Pemetaan
Transparansi Lokasi ( Transparancy Local
Mapping ).
Contoh :
S1
= P staffno,
position,sex,DOB,salary (STAFF) ditempatkan di site 3
S2
= P staffno, fname,lname,branchno,sex,DOB,salary (STAFF)
S21 = s Bno = B3 (S2)
ditempatkan di site 3
S22 = s Bno = B5 (S)
ditempatkan di site 5
S23 = s Bno = B7 (S) ditempatkan
di site 7
Transparansi
Fragmentasi
Fragmentasi adalah tingkat tertinggi
dari distribusi transparansi yang di sediakan oleh DDBMS, sehingga pengguna
tidak perlu tahu mengenai data yang di fragmentasikan. Akses basis data berdasarkan pada skema
globalnya, sehingga pengguna tidak perlu menspesifik nama fragmen atau lokasi
datanya.
Contoh :
Select fname,lname From Staff
Where position =’Manager’;
Ini adalah statement SQL yang harus di
tulis pada sistem tersentralisasi.
Transparansi
Lokasi
Transparansi lokasi dalam distribusi
transparansi berada pada tingkat menengah . Dengan transparansi ini , user mengetahui data tersbut di
fragmentasi tidak perlu mengetahui dimana lokasi dari data tersebut.
Contoh :
SELECT fname,lname FROM S21
WHERE Staffno IN (SELECT Staffno FROM S1
WHERE Position=’Manager’)
UNION
SELECT fname,lname FROM S22
WHERE Staffno IN (SELECT Staffno FROM S1
WHERE Position=’Manager’)
UNION
SELECT fname,lname FROM S23
WHERE Staffno IN (SELECT Staffno FROM S1
WHERE Position=’Manager’);
Sekarang di perlukan nama dari fragmen
dalam query. Digunakan juga join ( subquery) di karenakan posisi dan fname
ataupun lname muncul di beberapa vertikal fragmentasi yang berbeda. Keuntungan
utama dari lokasi transparansi adalah basis data dapat secara fisik
teroragnisasi tanpa harus mempengaruhi aplikasi yang mengakses basis data
tersebut.
Transparansi
Replikasi
Sama dengan lokasi transparansi adalah
transparansi untuk menggandakan suatu data , maksudnya pengguna tidak
mengetahui data telah di fragmentasi . Transparansi ini merupakan akibat dari
adanya transparansi lokasi. Bagaimanapun ada kemungkinan untuk tidak memiliki
transparansi lokasi tetapi mempunyai replikasi transparansi.
Transparansi
Pemetaan Lokal
Ini adalah tingkatan paling rendah pada
distribusi transparansi. Dengan transparansi ini , pengguna perlu
menspesifikasikan nama fragmen dan lokasi dari data items.
Contoh :
SELECT fname,lname FROM S21 AT
SITE 3
WHERE Staffno IN (SELECT Staffno FROM S1
AT SITE 5 WHERE Position=’Manager’)
UNION
SELECT fname,lname FROM S22 AT
SITE 5
WHERE Staffno IN (SELECT Staffno FROM S1
AT SITE 5 WHERE Position=’Manager’)
UNION
SELECT fname,lname FROM S23 AT
SITE 7
WHERE Staffno IN (SELECT Staffno FROM S1
AT SITE 5 WHERE Position=’Manager’);
Pemberian
Nama Transparansi
Setiap item pada basis data yangtelah
didistribusikan memiliki nama yang unik. Oleh karena DDBMS memastikan tidak ada
dua site yang membuat obyek basis data dengan nama yang sama. Satu solusi dari
masalah iniadalah dengan membuat server
nama terpusat, dimana alat bantu ini berisi semua nama dari sistem sehingga
jika ada yang sama akan dapat terdeteksi.
Namun masalah ini memiliki kendala
yaitu :
·
Kurangnya
kemampuan lokal otonomi
·
Masalah
kinerja, jika terpusat maka akan terjadi bottleneck
·
Rendahnya
ketersediaan, jika site pusat gagal , site yang lain tidak dapat membuat obyek
basis databyang lain.
Ada solusi alternatif yaitu dengan di gunakannya ‘awalan’ suatu obyek sebagai identifier
lokasi yang menciptakan obyek tersebut. Sebagai contoh relasi Branch di buat pada site S1 sehingga
obyek tersebut dapat dinamakan S1.Branch.
Namun jika ingin mengidentifikasi setiap fragment dan setiap salinan fragment
tersebut maka dapat dibuat S1.Branch.F3.C2
Yang mana terdapat 2 salinan dari
fragmen 3 pada relasi Branch yang
dibuat pada site S1. Namun hal ini akan mengakibatkan kehilangan data pada
transparansi terdistribusi.
Pendekatan yang lain dengan menggunakan
alias ( sinonim ) untuk masing –
masing obyek basis data. Seperti S1.Branch.F3.C2
diketahui sebagai Localbranch yang digunakan pengguna pada site S1. DDBMS memiliki
tugas untuk memetakan alias mejadi
obyek basis data yang sesuai.
Sistem R* yang terdistribusi membedakan
antara obyek printname nya dengan system wide-name nya. Printname adalah nama yang pengguna gunakan yang mengacu
pada suatu obyek. System wide-name adalah
identifier internal yang unik untuk obyek yang dijamin takkan pernah di ganti. System wide-name terdiri dari 4 bagian
yaitu :
1. Creator ID – Lokasi identifier yuang
unik untuk pengguna yang menciptakan obyek
2. Creator site ID – global identifier
yang unik untuk site dimana obyek dibuat
3. Local name – nama yang tidak memnuhi
persyaratan untuk obyek
4. Birth-site ID – identifier yang unik
untuk site dimana obyek disimpan sebagai contoh, system wide-name :
Merepresentasikan sebuah obyek dengan
local name localBranch, diciptakan oleh pengguna Manager di London dan disimpan
di site di Glasgow.
2. Transparansi Transaksi
Transparansi ini pada lingkungan DDBMS
memastikan bahwa semua transaksi terdistribusi memelihara konsistensi dan
integritas basis data terdistribusinya. Transaksi terdistribusi mengakses data
yang disimpan lebih dari satu tempat. Setiap transaksi di bagi menjadi beberapa
subtransaksi , satu untuk mengakses site yang harus diakses; sebuah
subtransaksi di represenstasikan oleh sebuah agent/perwakilan.
Contoh :
Ada sebuah transaksi T yang mencetak nama dari semua staff, dengan menggunakan skema fragmentasi yang di
definisikan S1,S2,S22,dan S23 .
Substransaksi dapat didefiniskan TS3,TS5, dan TS7
untuk mewakili agen yang berada di lokasi 3, 5 dan 7. Setiap subtransaksi
mencetak nama – nama staff di setiap lokasi tersebut.
Time
|
TS3
|
TS5
|
TS7
|
t1
|
Begin transaction
|
Begin transaction
|
Begin transaction
|
t2
|
Read(fname,lname)
|
Read(fname,lname)
|
Read(fname,lname)
|
t3
|
Print (fname,lname)
|
Print (fname,lname)
|
Print (fname,lname)
|
t4
|
End_transaction
|
End_transaction
|
End_transaction
|
Kesatuan dari transaksi terdistribusi
merupakan dasar dari konsep transaksi, namun DDBMS harus juga menjamin kesatuan
dari setiap subtransaksi. Oleh karena itu tidak hanya harus menjamin
sinkronisasi dari subtransaksi dengan local transaksi lainnya yang di
operasionalkan bersamaan di sebuah lokasi. Tapi juda memastikan sinkronisasi
dari subtransaksi – subtransaksi dengan transaksi global yang berjalan secara
serempak di lokasi yangsama maupun di lokasi yang berbeda. Transparansi
transaksi di dalam sebuah DBMS terdistribusi di lengkapi oleh bagan
fragmentasi, bagan pendistribusian dan bagan replikasi.
Transparansi
Konkurensi
Transparansi konkurensi dimiliki oleh
DDBMS jika hasil dari semua transaksi konkuren ( didistribusi ataupun yang
tidak didistribusi ) di laksanakan secara independen atau pun dalam satu waktu
dan menjamin data yang dihasilkan konsisten dan terupdate dengan benar, hal ini
sesuai dengan prinsip dasar yang dimiliki oleh basis data tersentralisasi namun ada penambahan
dikarenakan bentuk nya DDBMS maka harus
menjamin transaksi lokal ataupun global tidak bertentangan satu sama lain.
Dengan cara yang sama, DDBMS harus memastikan konsistensi dari semua
subtransaksi global.
Replikasi membuat konkurensi menjadi
lebih kompleks. Jika salinan dari suatu replikasi data di perbaharui , update
terbaru tersebut harus secepatnya di sebarkan ke semua salinan yang ada.
Strateginya adalah menyebarkan setiap perubahan data menjadi satu kesatuan
operasional data dari sebuah transaksi. Namun, jika salah satu site yang
memegang salinan data tidak dapat dicapai ketika pengupdate sedang dilakukan ,
dikarenakan site ataupun hubungan komunikasinya sedang gagal, maka transaksi di
tunda sampai site tersebut dapat dicapai. Jika terdapat banyak salinan item
data, kemungkinan transaksi konkurensi akan tidak sukses. Alternatif lain untuk
membatasi hal tersebut yaitu dengan melakukan pengupdate data hanya untuk site
yang saat itu ada. Strategi selanjutnya memperbolehkan pengupdate-an terhadap
salinan data yang tidak dilakukan secara bersamaan, terkadang setelah basis
data yang aslinya terupdate. Penundaan untuk mendapatkan kembali konsistensi
dari data dapat terjadi antara beberapa detik sampai dengan beberapa jam.
Transparansi
Kegagalan
DBMS tersentralisasi memiliki kemampuan
untuk pemulihan data yang digunakan jika
terjadinya kegagalan dalam bertransaksi. Jenis kegagalan yang dimiliki oleh DBMS tersentralisasi yaitu
: sistem crash, kesalahan media, kesalahan perangkat lunak, bencana alam dan
sabotase. Pada DDBMS juga memiliki jenis – jenis kegagalan yaitu :
·
Kehilangan
data
·
Kegagalan
hubungan komunikasi
·
Kegagalan
pada site
·
Partisi
jaringan
DDBMS harus memastikan kesatuan dari
global transaksi, artinya memastikan subtransaksi pada global transaksi semua
berhasil ataupun dibatalkan. Oleh karena itu DDBMS harus menyamakan transaksi
global untuk memastikan semua subtransaksi telah sukses sebelum dicatat
BERHASIL / COMMIT.
Klasifikasi
Transaksi
Sebelum menyelesaikan penjelasan
mengenai transaksi, akan dijelaskan secara singkat mengenai klasifikasi
transaksi yang telah didefinisikan pada IBM arsitektur basis data relasional terdistribusi ( DRDA ). Pada
arsitektur ini ada empat tipe transaksi , setiap tingkatan mempunyai penambahan
pada kompleksitasnya di dalam interaksi dengan DBMS
1. Permintaan akses jarak jauh
Aplikasi di satu lokasi dapat
mengirimkan permintaan ( perintah (SQL ) ke beberapa lokasi yang jauh untuk
mengeksekusi kiriman data tersebut.
Permintaan di eksekusi secara keseluruhan pada lokasi tersebut dan dapat
menjadi data acuan di lokasi yang jauh
tersebut.
2. Satuan kerja jarak jauh ( Remote Unit
of Work )
Suatu aplikasi di satu lokasi dapat
mengirimkan semua perintah SQL di dalam satuan unit kerja ( transaksi) ke
beberapa lokasi yang jauh untuk pelaksanaanya. Semua perintah SQL dieksekusi
seluruhnya di lokasi yangjauh dan hanya menjadi data acuan di lokasi tersebut.
Namun site lokal yang memutuskan mana transaksi yang akan di commit dan mana
yang akan di rollback.
3. Satu kerja distribusi
Aplikasi di satulokasi dapat
mengirimkan sebagian atau seluruh permintaan ( perintah (SQL ) di dalam suatu
transaksi ke satu atau lebih lokasi yang jauh untuk mengeksekusi kiriman data
tersebut. Permintaan di eksekusi secara
keseluruhan pada lokasi tersebut dan dapat menjadi data acuan di lokasi yang jauh tersebut.
4. Permintaan Terdistribusi
Suatu aplikasi di suatu lokasi dapat
mengirimkan sebagian atau seluruh permintaan ( perintah (SQL ) di dalam suatu
transaksi ke satu atau lebih lokasi yang
jauh untuk mengeksekusi kiriman data tersebut.
Namun, perintah SQL membutuhkan akses data dari satu atau lebih lokasi (
perintah SQL perlu dapat join atau union suatu relasi / fragmen yang berada di
lokasi yang berbeda)
3. TRANSPARANSI KINERJA
Transparansi ini membutuhkan DBMS
untuk menjadi seperti DBMS terpusat. Di
dalam lingkungan terdistribusi, suatu sistem tidak harus mengalami penurunan
selama melakukan arsitektur terdistribusi, sebagai contoh munculnya jaringan.
Transparansi ini membutuhkan DBMS untuk membuat strategi agar dapat menghemat
biaya yang dikeluarkan untuk melakukan suatu permintaan.
Didalam suatu DBMS tersentralisasi,
query processor ( QP ) harus mengevaluasi setiap permintaan data dan
melaksanakan strategi yang optimal, yang terdiri dari suatu urutan
operasional yang diperintah pada basis
data. Didalam suatu lingkungan terdistribusi
Distribusi query prosessor ( DQP ) memetakan suatu permintaan data ke dalam
suatu urutan operasi yang diperintahkan pada basis data lokal . Hal ini memiliki
penambahan kompleksitas untuk mengaksesnya ke dlaam perhitunganfragmentasi,
replikasi dan alokasi skema. DQP harus memutuskan :
·
Fragmen
mana yang akan diakses
·
Salinan
dari fragmen yang mana yang akan digunakan jika
fragmen akan di replikasi
·
Lokasi
mana yang akan digunakan
DQP membuat suatu strategi pelaksanaan
yang optimal dengan menjalankan beberapa fungsi biaya. Secara umum, biaya –
biaya yang berhubungan dengan suatu permintaan terdistribusi termasuk:
·
Biaya
waktu akses ( I/O) melibatkan pengaksesn dalam data fisik pada disk
·
Biaya
waktu CPU pada saat melaksanakan operasi – operasi data dalam memori utama
·
Biay
akomunikasi dengan transmisi data melalui jaringan.
Faktor pertama adalah satu – satunya
hal yang dipertimbangkan dalam suatu sistem tersentralisasi . Pada lingkungan
terdistribusi, DDBMS harus menghitung
biaya komunikasi, yang paling dominan dalam WAN dengan suatu bandwitdh
untuuk golongan kecil kilobyte per detik . Pada kasus seperti itu, optimasi mungkin
mengabaikan I/O dan biaya CPU. Namun, LAN mempunyai bandwidth tidak mungkin
mengabaikan I/O dan biaya CPU seluruhnya.
Satu pendekatan untuk optimasi query
memperkecil biaya total untuk waktu yang akan terjadi di dalam pelaksanaan
queri ( Sacco dan Yao,1982). Sebagai pendekatan alternatif ini dapat
memperkecil waktu respon queri, di dalam kasus DQP Terkadang waktu respon akan
signifikan menjadi lebih kecil dari biaya waktu total.
DATES’S 12 ATURAN UNTUK DDBMS
Pada bagian terakhir ini , akan di
jelaskan mengenai dua belas atuarn mengenai DDBMS (Date,1987b). Dasar dari
aturan ini adalah bahwa suatu DBMS terdistribusi harus dapat seperti DBMS non
distribusi terhadap pengguna. Aturan ini serupa dengan dua belas aturan CODD
untuk sistem relasional .
Prinsip dasar : Suatu sistem DDBMS
harus terlihat seperti DBMS non distribusi untuk penggunanya.
- Otonomi
Lokal
Tempat dalam sistemterdistribusi sudah
harus otonom. Otonomi berarti :
a. Data lokal adalah miliki DBMS lokal dan
di atur sendiri oleh DBMS Lokal
b. Operasi lokal tetap merupakan lokal
operasional
c. Semua operasi yang telah diberikan
dikontrol oleh DBMS Lokal
- Tidak
adanya campur tangan site pusat
Semua proses pelayanan, manajemen
transaksi , pendekteksian deadlock , optimasi queri dan manajemen dari sistem
katalog adalah tanggung jawab dari lokal DBMS, dan pusat tidak memiliki
wewenang untuk melakukan hal tersebut.
- Operasi
yang berkelanjutan
Fungsi dari DDBMS yaitu adanya
perkembangan modular dimana jika terjadi suatu ekspansi jaringan maka proses
pembuatan infrastruktur tidak akan mengganggu jalannya operasional suatu data.
- Lokasi
yang mandiri
Kebebasan lokasi sama dengan
transparansi lokasi , pengguna bisa mengakses basis data dari banyak tempat.
Dalam pengaksesan data tersebut semua data seolah –olah disimpan dekat dengan
lokasi pengguna, bukan menjadi masalah tempat dimana data disimpan secara
fisik.
- Kebebasan
Fragmentasi
Pengguna dapat mengakses basis data
tanpa harus mengetahui bagaimana data tersebut di fragmen.
- Kebebasan
replikasi
Pengguna tidak harus mengetahui apakah
data telah direplikasi atau tidak dan tidak harus mengakses suatu salinan tertentu dari item data secara
langsung , juga pada saat pengguna melakukan pembaharuan data haruslah detail
untuk semua data.
- Pemrosesan
query terdistribusi
Sistem harus dapat menangani pemrosesan
queri yang mereferensi ke suatu data di sejumlah site yang terhubung.
- Pemrosesan
transaksi terdistribusi
Sistem harus mendukung sebuah transaksi
sebagai sebuah unit dari suatu pemulihan data ( recovery) . Dan menjamin bahwa global ataupun lokal transparansi
harus sesuai dengan aturan ACID untuk transaksi, contohnya : penamaan,
konsistensi, isolasi dan ketahanan ( Automicity,Consistent, Isolation, Defence).
- Kebebasan
perangkat keras
DDBMS harus dapat digunakan di berbagai
macam platform perangkat keras.
10.Kebebasan sistem operasi
Sesuai dengan aturan sebelumnya ,
maka DDBMS juga harus dapat digunakan di berbagai macam platform system
operasi.
11. Kebebasan jaringan
Sama halnya dengan aturan sebelumnya ,
DDBMS harus dapat digunakan di berbagai macam platform jaringan komunikasi yang
berbeda.
12. Kebebasan database
DDBMS di bentuk dari local DBMS yang
berbeda, yang memungkinkan adanya model data yang berbeda. Dengan kata lain
DDBMS harus dapat mendukung adanya system heterogen.
Keempat aturan terakhir haruslah
dimiliki oleh DDBMS. Selebihnya adalah aturan yang umum dan jika ada kelemahan dari standard komputer
dan arsitektur jaringannya, sistem hanya dapat mengharapkan dari vendor untuk pemenuhan di masa depan.
SOAL :
- Bandingkan dan persamaan apa yang muncul pada DDBMS
dengan Pemrosesan Terdistribusi, Pada keadaan yang bagaimana penggunaan
DDBMS lebih diperlukan di bandingkan dengan Pemrosesan Terdistibusi ?
- Jelaskan Keuntungan dan Kerugian yang dimiliki DDBMS ?
- Didalam alokasi data terdapat 4 strategi yang
digunakan, jelaskan maksud dari keempat stretegi tersebut ?
- Selain alokasi data terdapat fragmentasi data untuk
perancangan relasional basis data yang terdistribusi, apa perbedaan antara fragmentasi dan
alokasi data ?
- Apa perbedaan utama antara LAN dan WAN ?
0 comments:
Post a Comment
KOMENTAR